Selasa, 15 Juni 2010

SEKOLAH DAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak luput dari tiga komponen yang selalu terikat dengan pendidikan, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga yang merupakan lingkungan pendidikan pertama kali, mendapat asuhan kasih sayang, yang mana orang tua (ayah dan ibu) sebagai pendidik di dalamnya. Sekolah yang merupakan lingkungan pendidikan lanjutan, dimana di dalamnya mempelajari bagaimana keahlian, ketrampilan peserta didik. Sedangkan masyarakat sendiri merupakan tempat pendidikan terapan, belajar langsung dari alam, gimana tentang sikap, prilaku, norma dan lain sebagainya. Tentunya ketiga faktor tersebut merupakan kunci kesuksesan dalam ketercapaianya sebuah pendidikan yang kondusif serta menyelaras.
Pada makalah ini, tentunya pemakalah berusaha menyajikan aspek sekolah dan masyarakat dalam peranan pendidikan. Seperti sekolah sebagai alat, fungsi sekolah terhadap pendidikan, hal layaknya masyarakat. Yang mana masyarakat merupakan produk pendidikan, artinya masyarakat sebagai penyalur transmisi pendidikan, seperti pengetahuan, ketrampilan, kebudayaan dan lain sebagainya.
Akhir kata, bila dalam penguraian makalah ini terdapat kesalahan, baik penulisan, bahasa, atau lain sebagianya yang menyinggung pembaca. Kami selaku pemakalah memohon maaf, serta pintu kritik dan saran pun terbuka demi mencapai kesempurnaan pada makalah ini.
PEMBAHASAN
Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat berpengaruh pada peserta didik. Berbagai pendidikan yang didapat seperti mata pelajaran umum dan agama, pendidikan kognitif, psikomotorik, dan afektif serta lain sebagainya. Fungsi mendasar sekolah sebagai lembaga pendidikan ialah merupakan bekal, pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan dalam manapaki jalan kedewasaan.[1]
Berkaitan dengan masalah hubungan sistem sosial, kontribusi dari sekolah pun sangat berperan penting. Sistem yang merupakan sekolompok bagian yang bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan yang dimaksud. Artinya, sekolah merupakan akumulasi komponen-komponen sosial integral yang saling berinteraksi dan memiliki kiprah yang bergantung satu sama lain.[2] Komponen dari sekolah seperti guru, siswa dan kepala sekolah, orang tua siswa, pengawas, administrator dan lain sebagainya, berinterksi secara aktih demi ketercapainya segala macam perkembangan dinamika kehidupan sekolah sebagai organisasi pendidikan formal. Fungi sekolah juga dalam konteks sosila memberikan peranan seperti mempersiapkan mendapat suatu pekerjaan, menyediakan tenaga pembangunan, berkesempatan memperbaiki nasib, juga sebagai alat transmisi kebudayaan.
Selain dari pada itu, sekolah bisa dikatakan sebagai alat. Perspektif pengertian alat ialah merupakan suatu media yang menjembatani untuk maksud tertentu. Dalam KBBI, diartikan sebagai bendan yang untuk mengerjakan sesuatu. Sedangkan alat memerlukan sentuhan demi terjaganya fungsinya serta memperbaiki nilainya secara terus menerus. Oleh karenya, sekolah dikatakan sebagai alat bermaksud dengan segala pendidikan yang terdapat didalam ruang lingkup sekolah ialah sebagai perantara seorang anak didik dalam mencapai cita-cita. Dengan berbagai pengalaman yang didapat oleh peserta anak didik dalam ruang lingkup sekolah yang bersifat terstruktur memberikan jalan, arah pandangan dalam mencapai suatu hal yang dimaksud oleh peserta didik tersebut.
Disisi lain, pandangan sekolah bernilai sebagai alat bila dihubungan dengan pendidikan, menuai nilai negative. Yang mana sekolah sebagai lembaga pendidikan, tempat aktivitas pembelajaran dilakukan. Sedang berbicara dengan sekolah dalam bayangan secara umum menghadirkan anggapan bahwa sekolah sebuah rutinitas yang harus dilalui, dengan tak memandang bahwa sekolah memiliki nilai guna ataukah hanya sebagai rutinitas belaka. Seperti ada yang mengkritik sekolah sebagai alat dalam pandangan negative, yakni sekolah yang notabenenya sebagai status quo (mempertahankan diri). Dengan mudahnya sekolah menjembatani kepentingan politik melalui kebijakan-kebijakan yang seolah telah memihak rakyat dan mencitrakan bahwa sekolah adalah harapan. Sebuah usaha untuk merubah nasib, merubah kehidupan dan mengubah pemikiran masyarakat menuju masyarakat yang kritis dan tanggap. Seperti masalah pelaksanaan UN, yang hingga sampai sekarang ada pihak-pihak tertentu tidak menyetujui evaluasi pendidikan akhir dengan cara UN. Yakni bahwa pelaksanaan UN adalah sebuah bentuk kekejaman pendidikan, sebuah rutinitas yang hanya membunuh karakter pendidikan secara perlahan.
Bertolak dari itu, sekolah menjanjikan kepada anak-anak gambaran tentang apa yang dicita-citakan oleh lembaga-lembaga sosial. Anak-anak didorong, dibimbing dan diarahkan untuk mengikuti pola-pola perilaku orang-orang dewasa melalui cara-cara ritual tertentu, melalui drama, tarian, nyanyian dan sebagainya, yang semuanya itu merupakan wujud nyata dari budaya masyarakat yang berlaku. Melalui cara-cara seperti itu anak-anak dibiasakan untuk berlaku sopan terhadap orang tua, hormat dan patuh terhadap norma-norma yang berlaku. Lembaga-lembaga agama mengajarkan bagaimana penganutnya berbakti kepada Tuhannya berdasarkan tata cara tertentu. Lembaga-lembaga pemerintahan mengajarkan bagaimana anak kelak apabila telah menjadi warga negara penuh, memenuhi kewajiban-kewajiban negara, memiliki jiwa patriotik dan memiliki kesadaran berwarga negara. Semua ajaran dan pembiasaan tersebut pada permulaannya berlangsung melalui proses emosional, bukan proses kognitif.  Dalam proses belajar untuk mengikuti pola acuan bagi tatanan masyarakat yang telah mapan dan melembaga, anak-anak belajar untuk menyesuaikan dengan nilai-nilai tradisional dimana institusi tradisional tersebut dibangun. Keseluruhan proses di mana anak-anak belajar mengikuti pola-pola dan nilai-nilai budaya yang berlaku tersebut dinamakan proses sosialisasi. Proses sosialisasi tersebut harus berjalan dengan wajar dan mulus, oleh karena kita semua mengetahui betapa pentingnya masa-masa permulaan proses sosialisasi. Dalam hal ini orang tua dan keluarga sangat berharap sekolah dapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik.
Masyarakat
Masyarakat yang merupakan lanjutan lingkungan pendidikan, tak kalah pentingnya juga dalam proses pendidikan. Secara singkat bisa dikatakan pendidikan merupakan produk dari masyarakat, yang berarti pendidikan sebagai transmisi pengetahuan, sikap, kebudayaan, kesemuanya sudah dilakukan oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Tiga tipe dasar renik-renik pendidikan di masyarakat: 1) pendidikan dengan memberikan bekal ketrampilan, 2) pendidikan kelompok status, yakni pengajaran diupayakan mempertahankan prestise, privilege (hak-hak istimewa) kelompok elit dalam pelapisan social, 3) Tipe pendidikan birokratis yang diciptakan oleh pemerintahan untuk melayani kepentingan kualifikasi pekerjaan yang berhubungan dengan pemerintahan.[3]
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam pendapat, namun pada makalah ini hanya menyajikan tentang fungsi pendidikan dalam masyarakat, yaitu fungsi sosialisasi. Di dalam masyarakat pra industri, generasi baru belajar mengikuti pola perilaku generasi sebelumnya tidak melalui lembaga-lembaga sekolah seperti sekarang ini. Pada masyarakat pra industri tersebut anak belajar dengan jalan mengikuti atau melibatkan diri dalam aktivitas orang-orang yang telah lebih dewasa. Anak-anak mengamati apa yang mereka lakukan, kemudian menirunya dan anak-anak belajar dengan berbuat atau melakukan sesuatu sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang telah dewasa. Untuk keperluan tersebut anak-anak belajar bahasa atau simbol-simbol yang berlaku pada generasi tua, menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang berlaku, mengikuti pandangannya dan memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu yang semuanya diperoleh lewat budaya di masyarakatnya. Di dalam situasi seperti itu semua orang dewasa adalah guru, tempat di mana anak-anak meniru, mengikuti dan berbuat seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang yang lebih dewasa. Mulai dari permulaan, anak-anak telah dibiasakan berbuat sebagaimana dilakukan oleh generasi yang lebih tua. Hal itu merupakan bagian dari perjuangan hidupnya. Segala sesuatu yang dipelajari adalah berguna dan berefek langsung bagi kehidupannya sehari-hari. Hal ini semua bisa terjadi oleh karena budaya yang berlaku di dalam masyarakat, di mana anak menjadi anggotanya, adalah bersifat stabil, tidak berubah dari waktu ke waktu, dan statis. Dengan semakin majunya masyarakat, pola budaya menjadi lebih kompleks dan memiliki diferensiasi antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain, antara yang dianut oleh individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan perkataan lain masyarakat tersebut telah mengalami perubahan-perubahan sosial.
Di dalam suatu masyarakat sekolah telah melembaga sedemikian kuat, maka sekolah menjadi sangat diperlukan bagi upaya menciptakan/melahirkan nilai-nilai budaya baru (cultural reproduction). Berdasarkan pada proses reproduksi budaya tersebut, upaya mendidik anak-anak untuk mencintai dan menghormati tatanan lembaga sosial dan tradisi yang sudah mapan adalah menjadi tugas dari sekolah. Termasuk di dalam lembaga-lembaga sosial tersebut diantaranya adalah keluarga, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga ekonomi. Di dalam permulaan masa-masa pendidikannya, anak-anak merupakan masa yang sangat penting bagi pembentukan dan pengembangan pengadopsian nilai-nilai ini. Masa-masa pembentukan dan pengembangan upaya pengadopsian ini dilakukan sebelum anak-anak mampu memiliki kemampuan kritik dan evaluasi secara rasional.
PENUTUP
v  Kesimpulan
Sekolah merupakan ruang lingkup pendidikan terstruktur sedangkan Masyarakat adalah lanjutan lembaga pendidikan. Keduanya sangat berpengaruh pada pola pengembangan peserta anak didik. Unsur-unsur sekolah seperti guru, siswa, pengawas, orangtua, serta yang lainnya merupakan aspek terpenting dalam pengembangan pendidikan. Masyarakat juga, transmisi pendidikan seperti pengetahuan, sikap, ketrampilan, dalam arti masyarakat sebagai produk dari pendidikan. Sekolah dan masyarakat mengembang misi mencapainya proses kedewasaan, pengetahuan, ketrampilan yang diperlukan oleh seseorang.
v  Daftar Bacaan
Sosiologi Pendidikan, Raviq Karsidi
Article// Pembahasan Tentang Peyelengaraan UN//On-Line
Article// Fungsi Sosialisasi Masyarakat//On-Line


[1] Ravik karsidi, sp 3, hal 12
[2] Rafik karsidi, sp 7, hal 53
[3] Ravik karsidi sp 3 hal 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar