Selasa, 15 Juni 2010

Tafsir bil-Ma`tsur

 PENDAHULUAN
Tafsir ialah menjelaskan suatu makna di dalam Al-Qur`an , sedang yang bertindak menjelaskan ayat-ayat tersebut disebut mufassir. Dan salah satu bentuk penerapan yang dipakai para ulama dalam menafsirkan dengan cara al-matsur (riwayat), yang akan dijelaskan nanti.
Nabi Muhammad yang merupakan mufassir pertama, menyampaikan Al-Qur`an sekaligus menjelaskannya kepada umat sebagaimana yang diterangkan dalam surat an-Nahl: 44
……dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka……
Dalam makalah ini berisikan tentang penafsiran secara riwayat, atau biasa disebut dengan tafsir bil ma`tsur, baik pengertian, contoh-contoh, juga kitab-kitab, serta beberapa tokoh yang termasuk dalam kategori tafsir bil ma`tsur. Disisi lain juga, kami selaku pemakalah memohon maaf, bila apa yang di sajikan terdapat kesalahan, kami memohon maaf. Dan demi penyempurnaan makalah ini, pintu kritik dan saran pun terbuka.
Akhir kata, semoga apa dengan hadirnya makalah ini, bisa bermanfaat bagi kita, terlebih bagi pemakalah. Wassalam
PEMBAHASAN
Pengertian
Tafsir bil-ma`tsur ialah “tafsir yang berdasarkan pada Al-Qur`an atau riwayat yang shahih dari pada mufassir, dan merupakan tafsir paling tua dalam sejarah kehadiran tafsir dalam khazanah intelektual Islam”. Yaitu dengan cara menafsirkan Al-Qur`an dengan Al-Qur`an (ayat dengan ayat), Al-Qur`an dengan Sunnah, perkataan sahabat karena mereka-lah yang paling mengetahui kitabullah, atau dengan pendapat tokoh-tokoh besar tabi`in. dan pada umumnya mereka menerimanya dari pada sahabat.[1]
·        تفسير القران بالقران
Misalnya firman Allah SWT sebagai berikut:
Ÿ
keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi”. (al-A`raf: 23)
ayat tersebut menurut sebagian model penafsiran merupakan penjelasan bagi lafadz كلمات yang terdapat dalam ayat:
#
kemudian Adam menerima beberapa kalimat[2] dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.)al-Baqarah: 37)
atau contoh lain, misalnya firman Allah sebagai berikut:
ô
diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi,
ungkapan tersebut merupakan penjelasan مايتلى عليكم yang terdapat dalam firman Allah surat al-Maidah [6]:1,
….. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu……

·        تفسير القران بالسنة
Misalnya berkenaan dengan firman Allah:
orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (al-An`am [6]: 82).
Rasulullah menjelaskan  بظلم dalam ayat tersebut dengan باشرك (HR Bukhari dan Muslim serta Lainnya) hal ini kala Rasulullah menenangkan hati yang risau para sahabat, hingga mereka pun menanyakan, “wahai Rasulullah siapakah diantara kita yang tidak berbuat zhalim terhadap dirinya ? Rasul menjawab: ke zhaliman disini bukanlah seperti yang kamu pahami. Melainkan penafsiran tersebut sesuai dengan penegasan Allah dalam surat Luqman, yang berbunyi:

(
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Luqman: 13)

Contoh lain juga, Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: saya pernah mendengar Rasulullah mengatakan membaca ayat ini di atas mimbar: “siapkanlah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa saja yang kamu bisa” (al-Anfal: 60). Ketahuilah kekuatan disini adalah memanah (HR Muslim dan lainnya).[3]

·         تفسير القران بالصحابة
Mengenai tafsir Al-Qur`an dengan perkataan sahabat, Al hakim mengatakan di dalam Al-Mustadrak[4]:
إن تفسيراالصحا بي الذى  شهد الو حي والتنز يل له حكم المرفوع
Bahwasanya tafsir dari para sahabat merasakan yang menyaksikan turunnya wahyu dihukumi baginya sebagai mar’fu di pandang seperti penafsiran nabi sendiri.
Menurut sebagian ulama,bahwa tafsir sahabat yang demikian hanya berhubungan dengan riwayat asbabun nuzul saja dan hal-hal yang tidak dapat dipikirkan.akan tetapi tafsir-tafsir yang mengenai hal-hal yang lain masih di anggap mauquf.
Pendapat al-hakim tersebut di dasarkan pada,bahwa para sahabat nabi langsung dapat menyaksikan sendiri turunnya wahyu, mereka tahu tentang asbabun nuzul sehingga tersingkaplah bagi mereka apa yang sulit di pahami dari makna Al-Qur`an itu.

KONTROVERSI SEPUTAR TAFSIR BIL-MATSUR
Tafsir ini berkisar pada riwayat-riwayat yang dinukil dari pendahulu. Itupun hanya berbeda pada aspek redaksional saja, dan tentang maknanya sama. Menurut ibnu taimiyah, perbedaan pendapat hanyalah berkonotasi pada keberagaman pendapat, bukan kontradiski, dan perbedaan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua macam:
Pertama, seorang mufassir diantara mereka mengungkapkan maksud sebuah kata dengan redaksi berbeda dari redaksi lainnya. Misalnya: ash-shirat al-mustaqim, ada yang berpendapat “Al-Qur`an”, sebagian yang lain “islam”, dan lain sebagainya.
Kedua, masing-masing mufassir menafsirkan kata-kata yang bersifat umum dengan menyebutkan sebagian makna dari sekian banyaknya maknanya, seperti: kata سابق pada surat fathir: 32, disebutkan adalah orang yang mengerjakan shalat diawal waktu, مقتصد adalah orang melakukan shalat ditengah waktu. ظالم ialah orang yang shalat diakhir waktu. Sedang ada mufassir lain meriwayatkan سابق ialah orang yang berbuat baik yaitu bersedekah disamping zakat. مقتصد yakni orang yang hanya melakukan zakat wajib saja, sedangkan ظالم orang yang enggan membayar zakat (al-itqan, 2/177) Perbedaan pendapat terkadang oleh satu lafaz mengandung dua makna.

KITAB-KITAB BIL MA`TSUR, antara lain[5]:
1)      Tafsir Ibnu Jarir, ditulis oleh Ibnu Jarir, yakni Abu Jafar, yakni Abu Ja`far Muhamad bin Jarir ibn Yazid Ath-Thabary. Ibnu Jarir (224 -310 H) adalah seorang ulama yang sulit dicari bandingnya, dalam segi ilmu, amal dan kedalaman pengetahuannya mengenai Al-qur’an dan jala-jalan Riwayat serta keadaan sahabat dan tabi’in.mengenai tafsir ibnu jarir ini, An-Nawawy mengatakan: “Kitab Ibnu Jarir dalam bidang ilmu Tafsir adalah kitab yang tak ada bandingnya .”
2)      Tafsir Abu Laits as Samarqandy, yang juga merupakan salah satu diantara tafsir-tafsir yang menafsirkan ayat dengan riwayat. Di dalamnya di terangkan pendapat-pendapat para sahabat dan tabi’in.
3)      Tafsir Ad-Durarul Ma’tsur fit tafsiri bil Ma’tsur, hasil karya Jalaludin As-Suyuthi, yang dalam muqaddimahnya diterangkan bahwa tafsir ini merupakan kesimpulan dari tafsir yang bernama Tarjumanul Qur’an. Tafsir ini menerangkan maksud ayat dengan menyebut riwayat-riwayat yang disandarkan pada Rasulallah SAW.
4)      Tafsir  Ibnu Katsir, asil karya Imadudin Abu firda’ Ismai’l ibn Khatib Abu Hafts Umar Al-Qurasyi Ad-Dimasyqy’asy-Syafi’I[6] (705-774H). Tafsir ni termasuk tafsir bil ma’tsur yang shahih, jika tidak dikatan paling shahih.Tafsir ini telah diberi ringkasan oleh Al-Ustadz Ahmad Muhammad Syakir.
5)      Tafsir  Al-Bughawy, dengan judul Ma’alimut Tanzil, karya Abu Muhammad Al-Husain Ibn Mas’ud Al-Bughawy Asy-Syafi’i, seorang ulama termuka dalam bidang tafsir dan hadist.
6)      Asbabun Nuzul, karya Al-Wahidi dan Naisabury. Al-Wahidy membatasi diri dalam menerangkan asbabun nuzul ayat dengan riwayat-riwayat yang diterima dari pada ulama salaf. Kitab ini dapat dipandang sebagai kitab yang terpenting dalam bidang asbabun nuzul, walupun isinya masih perlu ditinaju kembali.
7)      Kitab An-Nasikh wal Mansukh, karangan Abu Ja’far An-Nuhhas, pendapat-pendapat pada riwayat. Sebab itu, ia digolongkan pada tafsir bil ma’tsur.          



TOKOH-TOKOH MUFASIR
1.      MUJAHID BIN JABIR
Nama lengkapnya adalah Mujahid bin Jabir al-Makki Abdul Hajjaj al-Makhzumi al-Muqri, maula as-Saib bin Abdus as-Saib. Ia banyak meriwayatkan dari Ali, Saad bin Abi Waqas, Abdullah, Rafi bin Khudaj, Aisyah, Ummu Salamah, Abu Hurairah, Suraqah bin Malik, dan lain-lain. Iia dilahirkan pada 21 H. Pada masa khalifah umar,dan waftat pada tahun 102 atau 103 H. Tetapi menurut Yahya al-Qathan, ia wafat pada 104 H.
2.      AT-TABARI
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid bin Kasir Abu Jafar at-Tabariat-Tabari. Berasal dari amol, lahir dan wafat di Baghdad. Ia dilahirkan pada 224 H, dan wafat pada 310 H. Ia dalah seoarang ulama yang sulit di cari bandinganya, banyak meriwayatkan hadist,luas pengetahuanya dalam bidang penukilan dan pentarjihan (penyeleksian untuk memilih yang kuat) riwayat-riwayat serta mempunyai pengetahuan dalam bidang sejarah para tokoh dan berita umat terdahulu.
3.                  IBNU KASIR
Ia adalah Ismail bin Amr al-Qurasyi bin Kasir al-Basri ad-Dimasqy Immaduddin Abu Fidah al-Hafidz al-Muhaddis asy-Syafii. Dilahirkan pada tahun 705 H, dan wafat pada tahun 774 H. Sesudah menempuh kehidupan panjang yang sarat dengan keilmuan. Ia adalah seorang ahli fiqih yang sangat ahli, ahli hadist yang cerdas, sejarawan ulung dan mufasir paripurna. Al-Hafifz ibu Hajar menjelaskan ia adalah seoarang ahli hadist dan fiqih. Karangan-karanganya tersebar luas d berbagai negri semasa hidupnya dan di manfatkan orang banyak setelah wafat.



PENUTUP
Ø  KESIMPULAN
Menjelaskan suatu makna dalam Al-Qur`an disebut dengan tafsir, sedang yang menafsirkan di katakan mufassir. salah satu manhaj dalam penasiran dengan menggunakan penafsiran secara riwayat atau biasa disebut tafsir bil ma`tsur. Dalam metode penafsiran semacam ini, Al-Qur`an sebagai pusat sentral tafsir, tafsir Al-Qur`an dengan Al-Qur`an, Al-Qur`an dengan as-Sunnah, dan Al-Qur`an dengan Sahabat. Juga contoh kitabnya seperti tafsir ibnu katsir, tokohnya Ibnu kasir, oleh Abu Jafar, dan lain sebagainya. Di samping itu pula tidak menuntut kemungkinan terdapat beberapa kontroversi dalam penafsiran semacam ini, baik adanya pemaknaan ganda terhadap suatu ayat yang sama.
Akhir kata, semoga apa yang tersedia didalamnya bisa bermanfaat bagi kita semua. amien
Ø  KEPUSTAKAAN
Manna Khalil al-Qatthan, Studi Ilmu-Ilmu Qur`an, Bogor: 2009, Pustaka Litera Antar Nusa

Syaikh Manna Khalil al-Qatthan, Pengantar Studi Ilmu Al- Qur`an, Jakarta: 2008, Pustaka Al-Kautsar

Drs. Rif`at Syauqi Nawawi dan Drs. M. Ali Hasan, Ilmu Tafsir, Jakarta: 1988, Pustaka Bulan Bintang

Asy Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-‘Utsaimin, Kaidah Menafsirkan Al-Qur`an, Surakarta: 2008, Pustaka Ar Rayyan


[1] Manna Khalil Al-Qathan, pengantar studi ilmu al-quran hal: 434
[2] Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.

[3] Syaikh Manna` Al-Qaththan, pengantar studi Al-Qur`an: 423
[4] Drs. Rif`at syauqi Nawawi dan Drs. M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir, hal: 153-154
[5] Drs. Rif`at syauqi Nawawi dan Drs. M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir, hal: 154-155
[6] dalam buku studi Al-Qur`an di namakan “tafsirul Qur`anil Azim”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar