Sabtu, 09 Oktober 2010

3 Ilmuwan Islam

Al Khawarizmi, dengan nama lengkap Abu Abdullah ibn Muhammad (800 – 847) adalah salah seorang matematikawan yang lahir di daerah, khawarizmi. Beliau adalah penemu dari beberapa cabang matematika, selain itu pula ia dijuluki sebagai bapak astronom dan ahli geografi. Beliau adalah ilmuwan terbesar semasanya, salah satu karya monumental berjudul algebra, yang diambil dari salah satu buku terkenal Al Jabr Wa Muqobilah (the book of restoring and balancing), dengan nama lengkap nama kitabnya al-kitab al-mukthasar fi hisab al-jabr wa`almuqabalah yang hingga sekarang ini beredar dalam kalangan matematikawan teori aljabar, yang sejatinya berasal dari karyanya itu sendiri. Teori ini merupakan titik awal aljabar dalam dunia Islam. Teori ini dikembangkan lebih luas lagi, di bagian barat, Eropa dikenal dengan sebutan Al-Cowarizmi, al-karismi, Algoarismi, Algorism, atau Algoritma. Ia juga memperkenalkan penomoran India, yang hingga sekarang terkenal dengan istilah angka desimal. Disisi lain juga dalam bidang astronomi ia mampu merevisi dan menyesuaikan karya ptolemeus. Hingga di awal abad dua belas, seluruh karyanya di terjemahkan oleh Adelard of bal dan Gerrard dari gernoa.
Banyak juga sumbangan khawarizmi dalam bidang matematika, konsep-konsep yang ia tawarkan, seperti aritmatika (ilmu hitung), trigonometri yang memuat fungsi sinus, cosines, tanges, dan lain sebagainya. Sumbangannya dalam bidang astronomi, ia membuat pengelompokkan bintang. Selain itu pula pernah mengepalai konstruksi peta dunia khalifah al-ma`un dan berpartisipasi dalam tata letak suatu tempat di bumi.

Al-Biruni atau dengan nama lengkap Abu ar-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni (973 – 1050) yang dilahirkan di kota Bairun. Beliau memperkenalkan metode eksperimental dalam ilmu mekanika. Beliau tercatat sebagai tokoh psikologi eksperimental. Lain hal juga ia ilmuwan pertama yang mengelaborasikan eksperimen yang berhubungan dengan astronomi. Sebagai seorang sarjana dari Ghaznah (Afghanistan) ia memberdayakan dirinya dalam berbagai bidang seperti matematika, kronologi, antropologi dan lain sebagainya. Di awal abad ke-11, ia pernah di anugerahi gelar al-ustadz atau tuan.
Lain hal juga ia memperkenalkan sebuah pengukuran-pengukuran geodetik yang meneliti dengan cermat koordinat-koordinat dari banyak tempat, yang hingga bisa terasakan kontribusinya dan penentuan arah kiblat dengan menggunakan ilmu astronomi dan matematika.
Pada tahun 1031 M, beliau merampung sebuah enslikopedia astronomi yang berjudul Kitab Qanun al-Mas`udi. Kitab itu merupakan kitab astronomi terlengkap yang di dalamnya memuat berbagai topik tentang astronomi, geografi, dan bagian-bagian ilmu matematika dari bangsa yunani, india, babilonia, dan persia.
Karya-karyanya yang lain seperti kitab Al-Irsyad yang mengulas tentang ilmu astronomi, Tahdid Nihayat Al-Amakin Litashih Masafat Al-Masakin, dan lain sebagainya. Dalam bidang geologi kitab terbesar adalah Kitab al-Jamahir, yang memuat tentang mineralogi. Selain itupula pada risalah terbitan india, ia sebagai sarjana perbandingan agama yang cerdas, bijakasana pada agama-agama Hindu, Yahudi, Kristen, Zoroatrianisme , dan Machinisme.

Ibnu Sina, dengan nama lengkap Abu Ali al-Husain ibn Abdallah ibn Sina, yang biasa di sapa dengan akrab dalam kalangan Barat dengan nama Avicena. Beliau lahir pada tahun 980 M di afghanistan dan wafat pada tahun 428 H/1037 M. Beliau merupakan dokter terhebat dalam sejarah Islam, dan salah satu karya yang monumental ialah Qanun fi al-Thibb (Canon of Medicine). Buku ini mendapat julukan sebagai “kitab suci”nya ilmu kedokteran dunia dan kurang lebih pernah menguasai metode pengobatan di Eropa selama 500 tahun lamanya.
Beberapa diantara kontribusinya dalam bidang kedokteran yang merupakan pengembangan dari kitab yang di tulisnya, seperti mengidentifikasi penularan sifat-sifat penyakit tuberculosis (TBC), penyebaran penyakit melalui air dan tanah, dan inyeraksi antara ilmu psikologi dan kedokteran.
Selain itu pula, Ibnu Sina pernah menulis buku tentabg penyakit saraf (neurasthenia) yang membahas tentang metode-metode pembedahan dan menandaskan perlunya proses sterilisasi dengan jalan pembersihan luka (disinfection). Pada subjek paleontologi, beliau mengajukan hipotesis mengenai fosil-fosil hewan yang dijumpai di bebatuan yang ia anggap sebagai sisa-sisa pe,bentukan makhluk hidup yang baru yang gagal – dimana proses itu berlangsung di laut.
Tiga biografi yang singkat di atas merupakan salah satu dari sekian banyaknya para Ilmuwan Muslim yang berpengaruh pada peradaban dunia sekarang. Perkembangan dunia yang semakin tak terkontrol tidak lepas asal mula campur tangan para Ilmuwan Islam. Seperti Al-Khawarizmi adalah sosok peletak dasar ilmu matematika (ilmu hisab) dalam bidang alogoritma, Ibnu Sina yang akrab disapa Avisena oleh kalangan Barat terkenal sebagai Bapaknya Kedokteran, Albiruni adalah sosok yang memperkenalkan Pengukuran Geodetik.
Taufiq // Seri Tokoh Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar